Selasa, 01 Maret 2011

STRES DALAM ORGANISASI

A. PENDAHULUAN
Stres merupakan suatu kondisi dimana seseorang dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (contraints), atau tuntutan (demands), yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannyan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Pemaknaan dari stres yang lain merupakan keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun dirasakan dalam tindakan penyesuaian organ.
Stres merupakan kondisi dimana manusia mengalami banyak tuntutan keinginan. Setiap individu pasti akan mengalami dan pasti akan mengalami stres. Hal ini terjadi karena karakter pribadi dan kondisi lingkungan setiap individu. Misalnya saja, karakter individu yang introvert lebih mudah mengalami stress dibandingkan dengan karakter individu yang ekstrovet. Kondisi lingkunangan keluarga yang tidak harmonis juga cenderung membuat individu di dalamnya mudah mengalami stress. Ini merupakan contoh kecil bahwa pada dasarnya stress merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari dan pasti akan terjadi pada semua individu. Stres tidak selalu bersifat negatif tetapi juga bersifat positif. Walaupun lazimnya stress diartikan dan dibahas dalam kopnteks negative.
Stres ini juga dapat terjadi dalam organisasi, karena individu dalam organisasi tidak menutup kemungkinan terjadi pula dalam individu dalam organisasi. Stres dalam organisasi dapat mengakibatkan banyak hal negatif, antara lain adalah kinerja yang buruk, produktivitas kerja yang rendah, less satisfaction dan tingkat absence yang tinggi.
Mengingat banyaknya akses negatif yang timbul dari stress ini maka perlu kiranya organisasi menyikapi stress ini dengan serius dan mencoba mencari solusi terbaik dari kondisi ini. Sehingga stress tidak hanya membuat organisasi tidak produktif, tetapi bangaimana menciptakan dan mengolah stress sehingga individu justru dapat lebih produktif.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pendahuluan di atas maka dapat :
1. Faktor-faktor apasajakah yang menjadi penyebab stres dalam organisasi?
2. Apasajakah gejala-gejala stres?
3. Bagaimanakah cara mengelola stress dalam organisasi?

C. ACUAN TEORITIS
A. Pengertian Stres
Stres pertama kali dikemukan secara ilmiah oleh Dr. Hans Selye, seorang peneliti dari Universitas Montreal dan meletakkan dasar bagi sebagian besar pemikiran dan riset di bidang stres sehingga beliau disebut sebagai The Father of Stress. Riset tentang stres banyak dilakukan pada dekade ini sehingga berbagai definisi tentang stres banyak diajukan oleh banyak ahli. Mengenai hal ini Ivancevich dan Metteson (1980) menyatakan bahwa stres melibatkan interaksi orgnisasi dengan lingkungannya.Dalam kasus kita, maka organisme ini adalah manusia dan lingkungan adalah baik berupa ciri-ciri fisik lingkungan (misalnya panas, kegaduhan, polusi) ataupun organisme-organisme lain dalam lingkungan.
Selanjutnya Gibson (1996:339) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan penyesuaian, diperantai oleh perbedaan-perbedaan individu dan/atau proses psikologis, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.
Robbins (1996: 222) mendifinisikan bahwa stres merupakan kondisi dinamis dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constraints), atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
Berdasarkan uraian definisi di atas maka stres menyangkut keadaan psikogis individu yang diakibatkan sebagai konsekuensi respon individu terhadap lingkungan dan peristiwa yang dialaminya yang berakibat pada fisik dan psikologis individu.
B. Penyebab dan Sumber Stres
Penyebab stres yang akan kami kemukakan disini lebih banyak menyangkut penyebab stres di dalam organisasi. Secara umum penyebab stres dapat dikelompokkan menjadi (Gibson, 1996: 344-351)
a. Stressor Lingkungan Fisik
Stressor Lingkungan Fisik sering disebut Stressor Kerah Biru (Blue Collar Stressors) karena mereka lebih merupakan masalah-masalah dalam pekerjaan kasar atau dengan kata lain penyebab dari stres ini berhubungan dengan lingkungan kerja fisik dan umum.
b. Stressor Individual
Penyebab stres individual adalah konflik peran dan kemenduaan atau ambiguitas peran. Faktor lainnya yang cukup berperan sebagai stressor individual ini adalah beban kerja yang berlebihan dan tidak adanya pengendalian atas suatu situasi.
c. Stressor Kelompok
Karektiristik kelompok mampu menjadi stressor yang kuat bagi beberapa individu. Hubungan yang jelek dan kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam menanggapi dan mencoba menghadapi masalah yang dihadapi merupakan faktor penyebab stressor kelompok.
d. Stressor Organisasional
Penyebab timbulnya stress dalam organisasi antara lain adalah karena tingkat partisipasi anggota organisasi dalam pengambilan keputusan organisasi. Stressor lain adalah struktur organisasi karena stressor ini akan mengakibatkan less satisfaction yang akan berakibat pada kinerja organisasi yang buruk.

Dari uraian di atas maka pada dasarnya stres bersumber dari beberapa hal:
a. Factors intrinsic to the job (faktor-faktor yang melekat pada pekerjaan)
b. Rule in the organization (peranan dalam organisasi)
c. Relation within the organization (hubungan-hubungan dalam organisasi)
d. Career development (perkembangan karir)
e. Organization structure and climate (struktur dan iklim organisasi)
f. Organizational interface with outside (hubungan organisasi dengan pihak luar)
g. Factors intrinsic to individual (faktor yang berasal dari dalam diri individu)
C. Akibat dan Tanda Stres
Menurut Cox. T dalam bukunya Stress (Biltimore University Park Press) menyatakan bahwa stress diakibatkan sebagai berikut :
a. Subyektif effects
Anxiety, agression, apathy, boredom, depression, fatigue, frustation, guilt and shame, irritability, and bad temper, moodines, low self-esteem, threat and tension, nervousness, and loneliness.
b. Behavioral effects
Accident proneness, drug use, emotional outbrust, excessive eating or loss appetite, excessive drinking and smoking, excitability, impulsive behaviour, impaired speech, nervous laughter, restlessness, and trembling.
c. Cognitives effects
Inability to make decisions and concetrate, frequent forgetfulness, hypersensitivity to criticism, and mental blocks.
d. Physiological effects
Increased blood and urine catecholamines and corticosteroids, increased blood glucose levels, increased heart rate and blood pressure, dryness of mouth, sweating, dilations of pupils, difficulty in breathing, hot and cold spells, lump in throat, numbness and tingling in parts of limbs.
e. Organizational effects
Absenteeism, poor industrial relations and poor productivity, high accident and labour turn over rates, poor organizational climates, antagonism at work, and job dissatisfaction.

D. PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor penyebab stres dalam organisasi
Faktor-faktor organisasional yang menajdi sumber atau mempengaruhi stres adalah sebagai berikut :
2. Role ambiguity and role conflict (kekaburan peran dan konflik peran)
Brief, et al (1980) menyatakan bahwa kekaburan peran merupakan kesejangan antara informasi yang dimiliki seseorang dengan yang dibutuhkannnya untuk dapat melaksanakan perannya yang tepat. Karenanya kekaburan peran adalah bersifat pembangkit stress, sebab dia menghalangi individu untuk melakukan tugasnya dan meyebabkan timbulnya perasaan tidak aman dan tidak menentu. Seseorang dapat dikatakan berada dalam kekaburan peran apabila dia menunjukkan ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
a. Tidak jelas apa tujuan peran yang dimainkkannya
b. Tidak jelas kepada sipa ia bertanggung jawab dan siapa yang melapor kepadanya
c. Tidak cukup wewenang untuk menjalankan tanggung jawabnya
d. Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan dari padanya
e. Tidak memahami benar peranan dari pekerjaannya dalam rangka pencapaian tujuan secara keseluruhan.
Di pihak lain konflik peran didefinisikan oleh Brief, et al (1980) sebagai ketidakcocokan anatar harapa-harapan yang berkaitan dengan suatu peran. Artinya konflik peran merupakan hasil dari ketidak konsistena harapa-harapan berbagai pihak atau persepsi adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran dengan kebutuhan, nilai-nilai individu dan sebagainya. Sebagai akibatnya seseorang yang mengalami konflik peran akan berada dalam suasana terombang-ambing. Adapun ciri-ciri sesornag yang berada dalam konflik dalah sebagai berikut :
a. Mengerjakan hal-hal yang tidak perlu
b. Terjepit diantara dua atau lebih kepentingan yang berbeda
c. Mnegerjakan sesuatu yang ditrerima opleh pihak yang satu tetapi tidak oleh yang lain
d. Mnerima petintah yang bertentangan
e. Menbgerjakan sesutau atau berhadapan dengan keadaan dimana saluran komansdo dalam organisasi tidak dipatuhi.

3. Work overload (kelebihan beban kerja)
Kelebihaan beban kerja oleh French and Caplan (1973) dibedakan dalam kuantitatif overload dan kualitatif overload. Manakala para pekerja merasa bahwa terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan serta beragamnya pekerjaan serta tidak cukup waktu yang tersedia waktu untuk menyelesaikan tugas yang dibebabankan maka keadaan ini disebut kelebihan beban kerja kuantitatif atau kuantitatif overload. Dilain pihak kelebihan beban kerja kualitatif atau kaualitatif overload terjadi manakala para pekeraja merasa bahwa mereka kuarang mampu menyelesaikan [pekerajaannya atau merasa, bahwa standaer pekerjaan adalah terlalu tinggi, terlepas darai jumlah waktu yang mereka miliki. Jadi, kelebihan beban kerja baik secara kualitatif maupun kuantitaif nmerupakan sumber stres yang penting, dan perlun diperhatikzan karena dapat ber[engaruhi negatif terhadap prestasi kerja pegawai dan pencapaian tujuan organisasi.

4. Responsibility for people (tangung jawab atas orang lain)
Di tinjau dari urusannya, maka tanggung jawab dapat dibedakan menjadi tanggung jawab tas ornag dan atas barang (peralatan uang dan sebagainya). Tanggung jawab atas orang ini seringkali dikaitkan dengan kedudukan seseorang sebagi pemim[pin, kepala tau manajer. Oleh karenanya semakin tingggi jabatan sesorang xdalam orghanisasi semakin besar pula tanggung jawab atas oarng. Penelityian tentang tanggung jawab atas orang ini telah dilakukan dan didokumentasikan misalnya oleh Wardell, et al (1964) yang menemukan bahwa tanggung hjawab atas ornag lebih berpeluang mengalami CHD (coronary heart dissease) dibandingakan tanggung jawab atas barang. Masalahnya meningkatnya tangung jawab atas oarng seringkali berarti bahwa seseorang akan memerlukan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan orng lain, mengikuti rapat-raot, bekerja sendiri, dan sebagainya, amka mebutuhkan waktu untuk menepati deadline dan jadwal.

5. Carier development (perkembangan karir)
Ada dua kelompok utama yang merupakan sumber tress yang potensial dibidang ini, tyaitu :
a. Kurangnya keamnan kerja, khawatir akan pensiun muda, takut tak terpakai lagi, ketinggalan jaman dan sebgainya
b. Ketidak kecocokan status, promosi tyerlalu tinggi atau terlalu rendah, frusatai karena karir sudah mencapai puncak, dan sebaginya.

6. Lack of group cohessiveness (kurangnya kohesi kelompok)
Kohesi kelompomk adlah kedekatan diantar anggota dalam suatu kelompok. Untuk individu-individu tertentu, menjadi bagian dari suatu kelompok yang kohesif sanagt penting artinya sehingga banyak usaha yang dialkuakn untuk selalu menciptakan dan memelihara kohesi kelompok itu. Selanjutnya kohesi dalam kelompok dapat berpengaruhi positif atau negatif. Jika sifat kohesi itu tersebut merupakan ciri yang dianggap bernilai , maka ketiadaan kohesif akan mengakibatkan renadhnya semangat, rendahnya mutu penyelesauiana tugas dan sebaginya. Oleh karena itu dalam keadaan rtertentu diaman kohesi kelompok rendah maka hal itu dapat menjadi sumber stres yang potensial bagi pekerja.
7. Inediquite group support (dukungan kelompok yang tidak memadai)
Pengaruh dari stimuli stres dalam diri seseorang dapat berklurang jika ornag lain juga ikut berbagi rasa dalam menghadapi stres. Hal ini akan terbukti jika optimisme kakan keberhasilan kelompok cukup besar, para individu salaing mengenal, dan jika
Kemungkinan jalan keluar dari stres juga nampak.Jadi dukungan kelompok itu menunjukkan pada keadaan diman terdapat perasaan senasib diantara para anggota kelompom yang mengalami stres. Schacter (1980) mengemukakan bahwa seseorang menmbutuhkan ormag lain untuk menilai reaksi-reaksi emosionalnya, dan ornga lain yang berasda dalam keadaan emosi yang sama akan dapat memberikan informasi tentang reaksi yang tepat atau sebaliknya. Dan bagi orng-orang tertentu jika dukungan kelompok itu rendah maka akan menimbulkan stres, dan sebnaliknya jika dukungan tinggi dapat mengurangi stres.

8. Organizational structure and climates (struktur dan iklim organisasi)
Pengaruh dari posisi seseorang dari organisasi menunjukkan bahawa daklam banyak penelitian ditemukan tinggi stres yang tinnggi dilaporakan oelh mereka tyang berada dalam hirarki yang kuarang memiliki ‘suara’ dan terbatas wewenagnya dalam mengendalikan pekerjaannya. Ini merupakan ciri umum daripada manajer tingkat menengha dan rendah, dan para pekrja tingkat operasional. Istilah iklim dalam karakteristik ini merupakan ciri atau karakter dari suatu organisasi, masalah-masalah seperti sedikit atau tiadanya partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kurangnya rasa memiliki, kurangnya konsultasi yang efektif, komunikasi yang buruk, pembatasn perilaku yang ketat dan sebaginya dalah bagian dari iklim organisasi yang memjilki dampak negarif pada individi pkerejaan dan bersifat stresfull.

9. Organizational teritory (wilayah dalam organisasi)
Merupakan istilah untuk menggambarkan ruang atau arena dimana seseorang melakukan aktivitasnya. Arena ini adalah tempat diman seseorang bekerja dan berpikir. Dalam banyak penmelitian melaporkan bahwa ruang kerja dapat menjadi sumber stres bagi pekerja tertentu. Misalanya Frenc dan Caplan (1973) melakukan suatu studi mengenai dampak teritorial organisasi terhadp para insiyur yang bekerja di unit administratif, dan sebaliknya pada administrator yang bekerja di uint teknik dan menyimpulkan bahawa teritorial meru[pakan sumber stres yang cukup kuat. Mereka menemukan bahwa ornag-orang yang bekerja diwilyah yang asaing cenderung stres. Demikian halnya dengan tempat kerja di huni bersanma atau sendiri juga kan menimbulkan dampak berbeda terhadapp perasaan dan pengalamn seseorang. Nimran (1989) melaporkan bahawa temapat kerja yang dihuni bersama berkaitan denagn tinggginya kekaburan peran pegawai. Hal ini disebabkabn karena diadalam temapt kerja yang dihuni bersama selalu ada kemungkinan bahwa kegiatan seseorng terganggu oleh kegiatan oerng kllainh, dan tibulnya interaksi yang tak terhindarkan akan menyita perhatian seseorang dari perannya. Kemudioan, ornag tersebut akan tertimbun oleh sejumlah besar informasi, masalah, dan issue yang pada gilirannya nmembuat dia mengalami kesulitan untuk ememahami sepenuhnya, apa-apa yang diharpkan darinya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kekaburan peran dan merupakn indikator dari stres.

10. Tasks characteristics (Karakteristik tugas)
Karaklteristik tugas merupakan faktor organisasi yang lain yang merupakan sumber stres. Karakteristik rugas ini merupakan berebagi atribut yang melekat pada tugas pekerjaan dan dibutuhkan seseorang untuk melkasanakan pekrjaan itu. Dalam dbnanyak penelitian menunjukkan karakteristik tugas seringkali dikaitkan denmgan motivasi dan motivasi ketrja. Namun demikian bebrapa studi ada juga yang mengkaji motivasi, prestasi dan stres secar terintegrasi. Motivasi intrinsik bersumber dari atribut-atribut opekerjaan, seperti keragaman, otonomi, identitas tugas, keberartian tugas, dan umpan balik. Bial kesemua sumber instrinsik ini di pandnag penting oleh pekerja maka hal-hal tersebut dapoat menghasilkan keluaran perilaku positif dan bahkan mengurangi stres. Jadi, sevara tidak langsung jkarakteristik pekerjaan berhubungan dengan stres melalui motivasi dan prestasi.

11. Leadership influence (pengaruh kepemimpinan)
Pengaruh pemimpin dapat meberikan damapak tyang sangat berarti terhadap aktivitas kerja, iklim organisasi, dan kelompok. Hubungan antara pengaruh pemimpin dan stres Murphy (1976) melakukan studi yang mengkaji hubungan gaya kepemimpinan dengan stres dalam pekerjaan. Ia menemukan bahwa manakal pekerjaan dilakukan saat pekerja merasa cemas terhadp situasi perkerjaannya, orientasi tugas pemimpin berkorelasi positif dengan prestasi kerja bawahan, dan sebaliknya. Denagn kata lain dalam pekerjaan yang bersifat stresfull para karyawan bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mempunyai tanggyuung jawab lebih besar dlam membrikan pengarahan. Dengan demikian pemimpin bisa berperan menjadi penguata atau penegendor stres bawahan dalam mengarahkan karyawannya. Dan bias dikatakan pula kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap stres.

B. Gejala-gejala stres
Stres muncul dalam sejumlah cara. Misalnya, seorang indivisu yang mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menderiya tekanan darah tinggi, tukak lambung, lekas marah, sulit membuat keputusan rutin, hilang selera makan, rawan kecelakaan dan yang serupa. Semua ini dapat dibagi dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku (Robbins, 1999:228-229)
Gejala Fisiologis kebanyakan perhatian ini atas stres diarahkan pada gejala fisiologis. Ini terutama karena topik ini diteliti oleh spesialis dalam ilmu kesehatan dan medis. Taupatn antara stres dan gejala fisiologis tertentu tidaklah jelas. Ini dihubungkan dengan kerumitan dari gejala-gejala itu dan kesulitan secara obyektif mengukurnya. Tetapi yang lebih relevan adalah fakta bahwa gejala fisiologis mempunyai relevansi langsung pada perilaku dan sikap.
Gejala Psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbu;kan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan. Memang ityulah efek psikologis yang paling sederhana dann paling jelas dari stres itu. Walaupun diperlukan banyak riset untuk memperjelas hubungan itu, bukti mengungkapkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang memberikan keragamanm, arati penting, iotonomi, umpan balik dan identitas tingkat rendah akan menciptakan stres dan mengurangi kepuasan.
Gejala perilaku, gejalan stres dikaitkan dengan perilaku memncakup perubahan dalam produktivitas, absensinya, dan tingakat keluarnya karyawan, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.

Gambar hal. 342 bukunya Gibson!!!!!!!!!
C. Bagaimanakah cara mengelola stress dalam organisasi
Langkah paling pertama dalam setiap program untuk mengelola stres agar tetap dalam batas-batas yang dapat diterima adalah pengakuan bahwa masalah tersebut ada. Hendaknya ini diingat bila kita membahas pendekatan individual terhadap organisasional dalam mengelola stres (Robbins, 1996:229-231)
Pendekatan individual streategi individu yang terbuksti efektif menyangkut pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasai) dan perluasan jaringan hubungan sosial. Banyak orang tidak mengelola waktu dengan baik. Jadi suatu pemahaman dan pemanfaatan dari asas-asas pengelolaan waktu dapat membantu individu dalam mengatasi ketegangan yang diciptakan oleh tuntutann pekerjaan. Latihan fisik nonkompetitif seperti erobik, joging, renang, bersepeda merupakan bentuk penanganan tingklat stres yang berlebihan. Individu dapat melatih diri untuk melewati ketegangan melalui teknik pengenduran, seperti meditasi, hipnotis, dan umpan balik. Riset juga menunjukkan selain latihan fisik juga diperlukan hubungan-hubungan sosial, sehingga dukungan sosial tersebut dapat mengurangi kemngkinan bahwa stres kerja yang berat akan mengakibatkan hilangnya semangat kerja.
Pendekatan organisasional. Beberapa fakor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Strategi yang mungkin diinginkan oleh menejemen yakni peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi. Berdasarkan sejumlah riset yang meluas, disimpulan bahwa individu-individu berkinerja dengan lebih baik bila mereka mempunyai tujuan yang spesifik dan menantang serta menerima umpan balik mengenai kemajuan mereka yang tepat ke arah tujuan. Penggunaan tujuan dapat mengurangi stres maupun memberikan motivasi, hal ini mengakibatkan kurangnya frustasi karyawan dan kedwiartian peran. Mendisain ulang pekerjaan untuk emmberi kepada karyawan lebih banyak tanggung jawab maka disain ulang pekerjaan yang tepat perlu juga disertai peningkatan spesialisasi. Individu lebih menyukai struktur dan rutin yang telah didisain ulang yang menyebabkan mengurangi keragaram keterampilan serta tingkat stres. Selanjutnya meningkatkan kominikasi organisasional perlu dipertimbangkan, yang artinya peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan oleh manajer. Dan yang terakhir untuk mengelola stres ditawarkan program kesejahteraan yang didukung oleh organisasi. Program ini memfoluskan pada keseluruhan kondisi fisik dan mental karyawan tentu saja organisasi tidak melulu altruistik (mementingkan orang lain) artinya mereka juga mengharapkan adanya hubungan timbal balik antara manajer dan karyawan dalam program kesejahteraan ini.
Secara singkat diantara langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengurangi stres di organisasi adalah sebagai berikut (Nimran, 1999: 100)
a. Minta penjelasan atau klarifikasi yang bersifat dualisme yang bertentangan dengan atasan.
b. Adanya pengaturan kembali atau restrukturisasi tugas dan peran.
c. Bina dan tingkat komunikasi timbal balik yang baik diantara anggota organisasi.
d. Adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab secara proporsional.
e. Perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia yang bersifat integral.
f. Melakukan pengaturan fasilitas fisik kerja yang memadai sehingga membuat kenyamanan bekerja.
g. Melaksanakan program pendidikan dan latihan karyawan.
h. Menjamin fleksibilitas dalam orientasi kepemimpinan.

gambar hal. 343 bukunya Gibson!!!!!!!!!!!!!!!!!

D. REKOMENDASI
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap masalah stres di atas, yang yang bersumber baik dari individu maupun organisasional maka hal yang dapat direkomendasikan dalam menghadapi masalah stres ini adalah:
a. Stres bersumber dari diri individu dan organisasi, sehingga masalah stres seharusnya tidak diabaikan oleh organisasi.
b. Stres dalam organisasi akan mempengaruhi aktivitas kerja seseorang sehingga harus perlu diperhatikan tentang perilaku pekerja dan prestasinya.
c. Stressor merupakan peristiwa diluar (eksternal) yang berpotensi yang terjadi dalam lingkungan fisik dan pada individu, kelompok organisasi sehingga seharusnya hal ini harus diperhatikan oleh individu maupun organisasi.
d. Bukti menunjukkan bahwa stres dapat berpengaruh positif atau negatif maka pengelolaan stres dapat diarahkan pada pengaruh yang positif.
e. Kinerja yang menawarkan otonomi, umpan balik, dan pendelegasian wewenang dapat menemui tujuan individu serta organisasi maka hal ini dapat mengurangi kondisi stres.



E. REFERENSI
Gibson, James L, et al. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Edisi ke-8 jilid I. Jakarta: Binarpa Aksara.

Nimran, Umar. 1999. Perilaku Organisasi. Edisi Revisi. Surabaya: PT Citra Media

Robbins, P. Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi ke-8. Jakarta: PT Prenhallindo.

SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG I942-1945


Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Latar belakang
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
 
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Garis waktu 1941
·                     6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
·                     11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
·                     Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
·                     14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
·                     6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Britania dan Amerika Serikat.
·                     11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
·                     25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
·                     26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
·                     30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
·                     30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
·                     5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
·                     8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
·                     10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
·                     16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
·                     17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Timur. Diktator Portugal Salazar memprotes.
·                     17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
Jepang mendarat di Sarawak.
·                     22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di Kuching, Sarawak.
1942
·                     2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
·                     3 Januari - Jepang merebut Sabah.
·                     6 Januari - Jepang merebut Brunei.
·                     6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
·                     10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan (Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
·                     11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
·                     12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
·                     13 Januari - Jepang merebut Manado.
·                     15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania, Belanda, Amerika) di dalam perang.
·                     16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
·                     23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari Belanda dan A.S.
·                     25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
·                     30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada Februari setelah ditawan. Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
·                     1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
·                     3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
·                     4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Sulawesi.
·                     6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
·                     8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
·                     9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
·                     10 Februari - Jepang merebut Makassar.
·                     13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang, merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
·                     15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Britania ditawan sebagai tawanan perang.
·                     18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan serangan. Bali diduduki Jepang.
·                     19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
·                     20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
·                     23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatra Utara, dengan dukungan Jepang.
·                     Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan perang gerilya.
·                     27 Februari - Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya yang berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal perang utamanya (Flagship) De Ruyter.
·                     28 Februari - Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.
·                     1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
·                     Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
·                     Serangan udara Jepang atas Medan.
·                     5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke Batavia.
·                     7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
·                     7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
·                     8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
·                     9 Maret - Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.
·                     11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
·                     12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh selesai sekitar 15 Maret.
·                     12 Maret - Jepang tiba di Medan.
·                     18 Maret - Jepang merebut Padang.
·                     28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada. Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih dilarang.
Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi); Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di Makassar).
Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus berperang, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.
·                     7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
·                     7 April - Jepang merebut Ternate.
Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai kampanye propaganda.

ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Britania akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
·                     19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
·                     9 Mei - Jepang menduduki Lombok.
·                     13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
·                     14 Mei - Jepang mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17 Mei.
·                     16 Mei - Jepang menduduki Sumba.
17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda
·                     Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba untuk menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan dukungan Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk..
·                     Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.
·                     Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan Tanimbar.
·                     Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
·                     Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
·                     Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
·                     30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
·                     31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki _29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
·                     September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan beliau dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
·                     Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
·                     16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.
·                     Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk dijadikan pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.
Militer Jepang membuat tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
1.                  kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
2.                  pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
3.                  perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur " bagi tentara-tentara Jepang.
Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk pula.
Namun, kejahatan-kejahatan perang di -- yang sangat serius -- pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen. Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu "lunak". Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.
November, Desember
·                     November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
·                     Jenderal Imamura digantikan oleh Jenderal Harada.
·                     7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
·                     27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
1943
·                     Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang komunis namun menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan perlawanan terhadap Jepang.
·                     9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
·                     10 Februari - Gerilyawan Autralia ditarik dari Timor Timur setelah setahun berperang di dalam hutan.
·                     9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
·                     Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
·                     Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
·                     7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
·                     13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australia terhadap Balikpapan.
·                     Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
·                     September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
·                     8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
·                     3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Kelompok ini yang kemudian akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
·                     24 Oktober, payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
·                     Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
·                     Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan akhir merebut kembali Hindia Belanda.
·                     3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan PETA.
·                     10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
·                     Desember, Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.
1944
·                     Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
·                     19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
·                     22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
·                     9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
·                     17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
·                     21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
·                     4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
·                     Agustus, Barisan Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan Benteng).
·                     11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
·                     28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
·                     8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang tidak lama lagi.
·                     8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
·                     15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sebagai penasehat saja).
Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta. _
1945
Januari-April
·                     14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.
·                     1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll. Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
·                     April, Laksamana Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung perjalanan pidato keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
·                     30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.

Mei
·                     3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
·                     29 Mei - Diselengarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua area samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut diantara peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

Juni
Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk berpidato.
·                     1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
·                     10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatra Utara.
·                     22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum Islam.
·                     24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera
·                     Juli
·                     Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
·                     1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
·                     8 Juli - Sekolah Islam Tinggi didirikan di Jakarta (ini menjadi cikal bakal IAIN)
·                     10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
·                     11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
·                     Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
·                     7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
·                     Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
·                     Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
·                     15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
·                     Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi.
Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
·                     Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.
PASKA KEMERDEKAAN
Rapat kedua KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 25-26 November 1945
·                     18 Agustus PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
·                     Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
·                     23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri
·                     Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk membubarkan diri.
·                     menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
·                     Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.
·                     15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook
29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat_